Bagi saya liburan itu adalah pisang goreng, entah mengapa diksi pisang goreng serasa tepat untuk menggambarkan apa makna dari liburan. Dalam ilmu bahasa, setiap satuan bahasa pasti tersusun dari dua lapis, lapis luar dan lapis dalam. Lapis luar identik dengan tataran gramatika dan lapis dalam condong kepada makna. Pisang goreng pun demikian, lapis luar pisang goreng yang begitu gurih dengan balutan tepung (agar tidak “bocor” kali ya hehehe) serasa nikmat dimakan pertama kali, saya selalu makan pisang goreng dengan cara memakan kulitnya dulu, pelan-pelan saya nikmati kulitnya yang masih hangat itu, baru kemudian masuk kepada buah pisangnya, saat itulah aroma pisang bercampur minyak goreng melebur menjadi satu dalam rasa, aduhai nikmatnya, inilah yang saya sebut sebagai “the real pisang goreng”. Semakin nikmat, ketika masih panas, sambil meniup-niup asap yang masih mengepul dalam belahan pisang goreng itu pun, sensasi makan pisang goreng akan didapatkan.
2 menit kemudian setelah saya menyelesaikan makan pisang goreng, saya menyadari bahwa ternyata saat ini sudah tiba masa liburan (bagi saya pribadi tidak untuk yang lainnya hehe). Kata “libur” dalam kamus besar bahasa Indonesia, diartikan secara leksikal sebagai “bebas dari masuk sekolah dan kerja”. Hm apakah memang demikian? Apakah libur hanya untuk orang yang sekolah dan yang kerja? 2 menit kemudian, saya mencoba melihat kamus Sage, bagaimana kamus tersebut mengartikan kata ‘libur’ (holiday), pilihan kata yang diambil untuk mengartikan kata ‘libur’ dalam Sage adalah ‘leisure time’, yang berarti waktu luang. Secara lengkap kata ‘holiday’ diartikan dengan ‘a leisure time away from work devoted to rest or pleasure’. Dalam bahasa Arab, kata ‘libur’ sering disebut dengan ‘uthlah (عطلة), secara morfologis, kata tersebut berasal dari verba ‘a-tha-la (عطل) yang diartikan dengan ‘to break down’ atau ‘to leave without work’. Liburan, holiday, dan ‘uthlah, ketiganya memiliki kesamaan dari sisi ‘lepas dari pekerjaan’, yang membedakan adalah penekanan makna kata libur dalam KBBI berarti ‘bebas’, kata holiday berarti ‘leisure time’ – waktu luang, kata ‘uthlah dan ‘athala yang berarti meninggalkan pekerjaan.
Ah terlalu teoritis.. hehe bagaimana kalau liburan kita sebut saja sebagai pisang goreng ?? nikmat bukan ?? kita tinggalkan dulu semua teori di atas, kita tinggalkan dulu segala ikatan, kita lepas dulu semua keformalan yang ada, kita sikat dulu semua aturan, kita bebaskan dulu diri kita dalam waktu luang (leisure time) sambil makan pisang goreng hangat, dengan ditemani secangkir kopi atau teh panas, liburan (baca: pisang goreng) akan lebih manknyuus, 2 menit kemudian, ternyata saya sudah menghabiskan satu pisang goreng dan melupakan semua teori yang ada..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar